Sunday, August 15, 2010

Serpih Harapan

Sering terbersit betapa kacau wilayah dimana aku berpijak
Begitu riuh rendah dengan gejolak emosi kaum yang terpinggir
Tangis mereka lebih mendominasi tawa mereka
Tawa mereka hanyalah untuk sepintas waktu tanpa kesan
Perasaan mereka banyak diperjualbelikan yang tak sekehendaknya
Kemarahan mereka acap kali membuncah tanpa wadah
Karena tak ada sarana aspirasi yang murni bagi mereka
Tak ada yang mengurus kebutuhan dasar mereka secara terpadu
Karena yang sepatutnya mengurus lebih sibuk mengurus barisan mereka sendiri tanpa perduli secara tulus pada kaum garis lain
Sang pemimpin terlalu sibuk mengurus jajarannya yang mungkin juga kurang cakap untuk mengurus apa yang harus diurusnya
Saling caplok saling sikut saling cuap-cuap adalah yang menjadi pemandangan bagi kaum jelata
Tanpa perduli atas desakan mendasar untuk kehidupan nan sederhana itu
Entah kapan pola tatanan ngawur ini dapat berangsur hilang
Beralih pada tatanan yang menghormati yang disebut rakyat
-LS-

No comments:

Post a Comment