Friday, December 31, 2010

Di Akhir 2010

Ada suatu rasa takjub yang kurasakan
Hari ini adalah hari dan tanggal terakhir di tahun 2010
Saat yang cukup tepat untuk menapaki kembali banyak kenangan
Kulihat banyak senyum juga rasa haru yang menyentuh ruang hati
Kulihat banyak pendakian di banyak lintas ruang dan waktu
Kulihat banyak bentangan alam di banyak benua dan budaya
Setiap detik adalah perjalanan dan pengalaman bagiku
Setiap perjalanan telah mengukir cerita hidup yang cantik artistik
Setiap pengalaman telah mengisi dan membentuk kehidupanku
Ada pola-pola indah yang dapat kusimpan dan kemudian kubagikan
Dengan kemampuan yang ku sanggup
Tanpa paksaan dari siapapun dan dengan apapun
Aku diberikan kesempatan untuk berbuat dan memberi
Berdampingan dengan rasa syukur yang mendalam
Menguak hakiki keberadaanku di ruang serba fana ini
Waktu telah menggiringku masuk ke berbagai pengalaman
Masa telah membimbingku untuk mengenali diri dan tujuanku
Merasakan ruang hidup untuk bersyukur kepada Nya
Memohon ampunan Nya dengan kesungguhan hati
Untuk bersiap diri kelak pulang dan menghadap Nya
Ku bersyukur telah sampai di hari ini
-LS-

Thursday, December 30, 2010

Pelaju Petualang

                                                                                     photo by Lakshmi Sekar

Cerah berarak di langit biru
Awan bersolek putih mengapung
Tampak molek di musim panas yang ceria
Sepeda bagai terpesona saksikan langit biru cerah
Parkir dan menantikan para pemiliknya ajak untuk diayuh
Melaju ke penjuru titik petualangan yang banyak rupanya
Mereka tak gentar akan perubahan musim dan cuaca
Mereka selalu setia mengikuti kemana sang pemilik melaju
-LS-

Wednesday, December 29, 2010

Hilang Satu Lahir Ribuan Kenangan

Dalam suasana kehilangan seorang sahabat
Tak ada suatu kenangan apapun yang tertepis
Sekalipun dengan terbatasnya kata dan kalimat
Banyak ruang hati yang memutar kembali kenangan sosoknya
Tak berlebihan
Tak pula menyusut dalam berjalannya waktu
Banyak ruang jiwa dan hati lainnya saling bertaut
Saling membuka kembali ruang khusus atas kenangannya
Terungkap dalam banyak format yang memadai
Segala yang tersampaikan 
Adalah suatu perhatian sepanjang masa
Adalah suatu penghormatan terakhir dalam dunia raga
Tanpa kehilangan rasa tulus atas pertalian sesama jiwa
Walau dalam bentangan luasnya dunia
Namun kenangan sebagai pertalian kasih yang hangat abadi
Bulir kebajikan yang ditinggalkannya menetas dalam rumpun
Pendaran kharismanya terjuntai dalam ruang jiwa-jiwa lainnya
Melepas nafas terakhirnya dengan senyum yang teduh 
Raganya telah bersemayam teduh dalam perut sang bumi pertiwi
Kharismanya bersemayam dan bersemi dalam banyak ruang hati & jiwa
Selamat Jalan Sahabat Ku
Semoga perjalananmu kemudian teduh
Teriringi dengan doa tulus ikhlas sebagai kompas menuju pada Nya
-LS-


Lawatan duka seorang putra sahabatnya yang berkebangsaan Inggris :
"I was very sorry to hear of Raharto's passing away, and have written to his family.   As you know, he and my father Bill had a very special relationship. My father had the deepest respect for Raharto and valued him as a true friend and a man of great honour. Raharto has a special place in the heart of our family and will always be remembered with great affection. With kind regards, Peter"





Tuesday, December 28, 2010

Warna Awal Hari

                                                                        photo by Lakshmi Sekar

Awal hari yang teduh dengan rona kehangatan
Amat molek dengan kicau makhluk kecil angkasa
Alam saling bertaut dan bersaut
Semilir kesejukan udara segar menepis penat raga
Jiwa bagai terbasuh dengan segarnya air rahmatan
Suatu awal hari yang menyegarkan
Tanpa polusi udara dan deru bermotor
Begitu mengesankan
-LS-

Monday, December 27, 2010

Rusaknya Suatu Cerita

Rona wajah yang biaskan banyak rupa cerita
Amatlah ingin ia ungkapkan versi ceritanya
Tak daya atas kemampuannya sendiri untuk berkata
Ia tak miliki format cerita agar dengung hatinya dapat bicara
Saat ia bicara sebagai sarana pengungkapan yang ternantikannya
Tak pula ia dapat langsung dimengerti oleh yang jadi pendengarnya
Karena bicara bukanlah berarti juga dapat berdialog dengan baik
Gagalnya berdialog bermuara pada gagalnya berkomunikasi yang patut
Kusamnya komunikasi tentu menghantarkan cerita yang tak berbentuk
Akhirnya segala cerita yang awalnya menarik
Tertahan getir dan semburatkan kecewanya hati
Tutur tak lagi tertata
Laku tak lagi terjaga
Segalanya menjadi tidak mengalir baik
Macet terbungkam oleh kemarahan dan kekecewaan
Tak pula ada rambu kapan semua itu bisa berubah
Hingga masa mengambil alih ego yang membumbung
Mencuri kesempatan baik untuk bernaung teduh
Mencuri kekuatan raga untuk membangun kebahagiaan
Hingga banyak modal kekuatan terbuang berserakan
Terhempas oleh sempitnya ruang jiwa dan pola pikirnya
Dan semua itu telah mengubah cerita yang sama sekali tak diinginkannya
-LS-

Sunday, December 26, 2010

Tak Terbandingkan

Suatu bentangan waktu dengan hamparan kenangan yang beragam
Bagai dimensi yang fleksibel dengan bentuk yang tak terucapkan kata
Hanya dapat dirasakan dengan mata batin
Hanya dapat diingat dengan kumpulan memori yang tersimpan rapih
Menyeruakkan suatu pesona tentang perjalanan berkelok yang indah
Berjalan beriringan menaiki bukit pengetahuan kehidupan yang nyata
Ku titi perjalanan itu bersama seorang sahabat yang juga guru besarku
Ku tak diperkenankan menjadi pengikutnya
Ku tak diperkenankan menjadi pemujanya
Ku tak pula diperbolehkan untuk selalu berjalan dibelakangnya
Ku diminta berjalan didepannya namun tidak dihadapannya
Ia membimbing dengan filosofi sebagai teori yang kekal
Yang kemudian teriringi dengan ruang nyata disekitar
Mataku diajaknya melihat banyak format kebajikan
Jiwaku diajaknya untuk merasakan pengalaman
Nalarku dilatihnya untuk terasah layak
Ragaku dilatihnya untuk beradaptasi dengan banyak musim dan budaya
Semua itu tak lekang dimakan lintas waktu yang tak hendak menunggu
Hanya raga yang terpaut dan lekang akan waktu yang tak pernah berhenti
Suatu masa yang akhirnya memisahkan persahabatan ragawi ini
Ia harus tunduk dengan waktu yang telah habis masa baginya
Kamis malam dua desember dua ribu sepuluh
Guruku
Pembimbingku
Sahabatku
Telah pergi untuk menjalani kewajibannya sendiri di kehidupan lain
Raganya telah pupus
Namun tidak dengan semangatnya
Tidak dengan pemikirannya
Tidak pula dengan antusiasmenya
Kharismanya tetap bersemi teduh
Semua itu ditinggalkannya dengan wadah yang sesuai
Dengan pola yang sederhana namun kaya akan nutrisi
Amatlah indah semua kenangan yang tersimpan
Tak ada persahabatan yang sebanding dengannya
-LS-


We have lost our beloved father, passed away peacefully in December 2010 surrounded by families, friends, relatives and colleagues.

Saturday, December 25, 2010

Refleksi Warna

Langit terbentang luas curahkan air dalam beku berwujud putih kapas
Lembut mendarat dimanapun mereka senangi dan suka rela saling bertumpuk
Menutupi semua dimensi di alam lepas menjadi putih cerah
Menggambarkan lapangnya alam yang berselimut putih kapas
Bukan hanya dinginnya raga tapi juga karena warna yang tunggal
Hanya putih dimana-mana
Segala dimensi bentuk dan warna telah berpelukan erat dengan putih
Semua kegiatan alam bagai melambat
Alam ikut kaku dalam keheningan
Kicau & kepak sayap burung kecil bersembunyi malas
Hanya kaki bersepatu yang tak putusnya tinggalkan jejak
Suara decak jejak kaki ikut menghiasi suasana putih merona
Ada cerita sederhana beriringan dengan alam berwajah putih
Kesederhanaan yang bersenyawa dengan hangatnya suasana musim
Dan cerita itu bermuara memasuki pergantian tahun
Mengumpulkan semua kenangan yang telah berlalu
Bersiap diri memasuki tahun berikut yang kian menjelang
Penuh harap kadang sekaligus penuh cemas yang menggelayut
Suasana putih yang memberi refleksi akan banyak hal
Refleksi yang indah atas segala warna kehidupan
Putih salju yang amat bersahaja bagi banyak hati
-LS-

Sunday, December 19, 2010

Topeng Kefanaan

Dalam kefanaan ini
Ada kaum yang hidup dengan topeng bahkan berlapis-lapis
Hidup bermandikan dengan gemerlapnya keinginan yang muluk
Tak daya untuk memiliki rupa keinginannya
Tak daya menahan gelora nafsu gelapnya
Nurani dikuasai oleh kepicikan
Hati menghitam oleh karakusannya
Berperilaku seribu wajah yang memudar
Amatlah sering mereka menyebut nama Tuhan
Tak pula patah arang untuk menghadap 'tuhannya'
Itulah kemunafikannya sebagai topeng lapisan pertamanya
Mereka tertawa dan menikmati raga hidupnya dari yang bukan haknya
Bersenyawa dengan kebohongan dan kecurangan
Berdampingan dengan nafsu serakahnya yang membumbung tak terbendung
Mereka terus melibas bahkan mengeruk sejauh gapaian raganya
Merampas banyak hak nyawa lain untuk rongga mulutnya sendiri
Tak perduli apa yang didapatnya adalah penipuan terhadap dirinya sendiri
Tak perduli cara mendapatkannya adalah kemudian menelanjangi dirinya sendiri
Membawanya hidup bagai tanpa busana ragawi karena pergunjingan yang menohok
Tanpa pula busana rohani yang layak karena Tuhan mengetahui segala isi jagad
Nafsu gelap telah menggiringnya pada keserakahan dan kecurangan
Pula telah membuat perjalanannya menjadi semakin gelap & tersesat
Kesadarannya terkikis akibat nurani yang semakin keruh pekat
Pilu menyaksikan mereka yang bertopeng pula tersesat
Karena mereka sebenarnya sedang menuju pada kehancurannya sendiri
Suatu arah kehancuran yang tak diinginkannya tapi dibangunnya sendiri
Sampai kapan mereka dapat hidup berpura-pura atas kesempatan yang bukan haknya
Tuhan telah memberikan kebebasan pada setiap insani untuk kesempatan apapun dimanapun bagaimanapun
Namun rancangan Hak adalah mutlak bagiNya untuk setiap dari insan
Satu-satunya yang sejati sekaligus menjadi musuhnya adalah waktu
-LS-

Wednesday, December 15, 2010

Sang Setia

Ia tak kan pernah mau dan bisa menunggu
Tapi ia bukanlah yang egois dan zalim
Ia selalu memberi ruang bagi siapapun
Apakah sang buruk laku juga para pengasih
Tak pernah pula ia pilih kasih
Semua diberinya ruang gerak dan kesempatan
Ia bahkan tak hanya memberi kesempatan
Namun juga minta diisi dengan hal bermanfaat
Ia justru tak senang bila diabaikan dengan tanpa perbuatan
Ia bahkan merekam segala jejak yang kemudian menjadi sejarah
Ia tak pernah lekang akan cuaca apapun
Tak pernah pula lekang dengan perubahan zaman
Tak bisa sedikitpun digeser apalagi dimusnahkan kecuali olehNya
Ia begitu sejati dalam perjalanan panjangnya bagi siapapun
Itulah suatu ruang waktu
Yang kapan saja selalu beri kesempatan untuk setiap kita berbuat kebaikan
Yang kapan saja selalu pula beri kesempatan untuk memohon ampunanNya
Adakah yang lebih setia dari waktu ?
-LS-

Wednesday, December 1, 2010

Rasanya Rasa

Sejuk rasanya
Membasuh jiwa jadi makin teduh
Tak sulit juga mahal apalagi terbatas
Suatu dimensi komunikasi pada sang Khalik
Tak ada persyaratan untuk menemuiNya
Walau kadang diperlukan untuk bersuci sebelum menghadap
Tiada batas untuk dapat ku bercurah dihadapan Nya
Berserah diri atas hidup dan matiku
Tak ada kata yang dapat menjabarkan terpananya jiwa
Tak cukup tenaga untuk menggambarkan teduhnya jiwa
Tak pula cukup waktu ku dapat menceritakan indahnya
Cukuplah kukatakan bahwa kesejukan itu menyusupi tiap rongga jiwa ragaku
Mengalir bak tersemainya kesejukan pagi yang tenang dengan damainya alam
Aku terpana
Aku memang terpana
Tak ada kata yang dapat menggambarkan suasana itu
Tak ada peristiwa lain yang dapat menandingi kesejukan jiwa ini
Semua itu hanya dimulai dengan tutur santun nan ikhlas pada Nya
Memuja atas kebesaranNya
Bersyukur atas segala karuniaNya
Memohon ampunanNya
Menyampaikan segala versi hati ini
Dengan sepenuh jiwa dan raga
Tanpa pembatas apalagi penghubung
Terselip pula beberapa firmanNya untuk terus dilantunkan
Jiwa bagai bersemayam teduh dalam pusaran perlindunganNya
Hanyalah dengan doa-doa kurasakan keajaiban indah ini
Indah
Teduh
Tenang
Damai
-LS-