Thursday, February 3, 2011

Busana Alim Sang Preman

Ia seorang pongah nan bodoh berpura-pura alim santun
Yang tak tau banyak hal kecuali mencuri dan merampas
Caranya pun bagai ikan teri yang mengerang kekeringan
Karena ia bodoh maka mencurinya pun cara yang bodoh
Suatu timbangan kebodohan yang seimbang
Dan karena bodohnya maka ia tak mengenal Tuhan
Hanya tau berpura-pura saja menghadap Tuhan 
Bahkan berani menapaki rumah Tuhan dengan kebohongan
Pekerjaannya pun sebatas rendahan yang hanya diperintah
Tak ada prestasi istimewa apalagi memberi kebaikan layak
Kaum yang kehilangan haknya setelah pencurian itu
Hanya tersenyum senang
Karena ia telah mengambil alih tanggung jawab pemilik
Konsekwensi yang tak ringan bahkan akan merusak dirinya
Ada hak para yatim didalamnya
Ada hak banyak nyawa lain dalam hasil curiannya
Bentuk hak yang tidak sesederhana kosa katanya
Ada pajak akhirat pemilik yang telah dimakannya
Peluhnya tak dapat terbasuh air rahmatan Nya  
Darahnya menghitam mengedari raga yang kotor 
Bahkan nafasnya pun berbau busuk yang menyebalkan
Para setan pun enggan berbagi salam dan menyapanya
Entah di dunia mana ia kini berpijak
Apalagi setelah banyak nyawa & pasang mata melihatnya
Melihat kekotoran pula kecurangannya yang ganas 
Melihat kehidupannya yang telanjang segala arah
Hingga suatu masa berkata demi keadilan
Dimana tak satupun manusia dapat menolongnya
Karena sang anak pun tak sadar apapun tentang dunia
Apalagi untuk fahami urusan akhirat yang serba adil
Tak pula sanggup mohonkan ampunanNya atas nista dirinya
Pihak lain pun tak kuasa berdoa karena raganya pun kotor
Mereka semua terjerat dalam siksa buatannya sendiri
Hanya karena seorang berpura-pura alim untuk mencuri
Seorang preman bersarung alim berprofesi maling
-LS- 

No comments:

Post a Comment