Tuesday, February 8, 2011

Rumah Terminal

Suatu tempat di suatu ruang kota metropolitan
Tak ada yang istimewa untuk menjadi perhatian
Rumah biasa dengan beberapa penghuni tetap
Yang juga acap kali mendapat kunjungan berbagai niatan
Kadang membuat mata penuh akan pandangan tak penting
Telinga pekak dengan berbagai versi tutur tak penting
Tak ketinggalan membuat jiwa terasa tak nyaman
Silih berganti lalu lalang yang sepatutnya tidak masuki ranah keteduhan
Bagai kebisingan rumah yang tak cocok sama sekali disebut kediaman
Amat tak jelas konsep kegiatan didalamnya
Apakah sebagai persinggahan umum kapanpun bagi siapapun
Apakah tempat pertemuan berbagai bidang dan tujuan
Ataukah hanya sekedar untuk makan dan pergi bersauh
Atau mungkin sebagai tempat penitipan yang dianggap aman
Dan mungkin banyak hal-hal lain yang tidak jelas diketahui
Yang jelas hanya satu hal saja
Adalah bagai disebut rumah terminal
Karena lalu lalang yang tak sesuai untuk suatu yang disebut rumah
Apalagi untuk disebut sebagai kediaman
Karena amat jauh dari ketenangan
Jauh dari keteduhan bagi jiwa penghuni
Kering akan koneksitas kemurnian jiwa
Hampa akan kepercayaan yang bening
Semua bergerak sebagai lalu lalang publik
Kadang dentingan piring bagai tempat makan umum gratis
Begitulah suasana nasip suatu tempat yang bagai rumah terminal
Tak terbayangkan bila aku menjadi penghuni dalam lingkup itu
-LS-

No comments:

Post a Comment