Sunday, February 6, 2011

Gerbong Sekolah

Tiba-tiba ku terhinggapi rindu pada sosoknya
Tiba-tiba ku bagai diburu rasa ingin bertemu dengannya
Tak sanggup rasa ini bermunculan tanpa linangan air mataku
Begitu sendu yang menggelayut tanpa permisi
Gambar kenangan bagai tanpa ingin berhenti menerobosi dinding memoriku
Suatu perjalanan di wilayah Eropa saat ku remaja dengan banyak ceritanya
Ku simak semampuku segala pernyataan dan penjelasannya sepanjang jalan
Didalam gerbong kereta yang tenang dan nyaman 
Di suatu musim panas dengan angin yang sejuk lepas
Sehingga warna alam yang cantik merona amat merasuki ruang pesonaku
Ia mengenakan stelan jas & vest yang elegan berwarna abu-abu muda
Aku mengenakan stelan coklat muda dengan kombinasi kuning musim panas
Kami saling bertutur dalam nada cerita yang ringan saling menimpali
Ada rasa kagumku yang tak dapat ku kibaskan atas kisah filosofisnya
Ada rasa hormatku yang terpaku manis mengetahui perjuangan hidupnya
Terasa begitu lengkap bagiku mendengarkan langsung tanpa perantara
Perjalanan lintas kota yang amat menawan
Karena bagai belajar sambil terdampingi oleh panorama alam Eropa 
Menikmati hangatnya teh sedu diatas gerbong kereta yang terus melaju
Hamparan hijau rumput bersama pegunungan yang menjulang elegan
Ternak biri yang sehat dan berbulu lebat tak ketinggalan hiasi pandanganku
Mata kami kadang tergelitik tak tahan untuk tidak menikmatinya
Berkomentar  ringan lalu kembali pada posisiku mendengar dan menyimaknya
Ia bukanlah sosok terkenal tapi wawasan dan pemikirannya bagai mendunia
Ia tak terkecoh dengan topik yang menghangat di bumi manapun
Namun tak pernah ada minat dengan pergaulan kosong ompong
Ia amat perduli dengan hal-hal yang dapat membangun kemajuan diri
Tidak perdulikan apakah itu lintas agama, latar belakang hingga benua
Ia fahami bahwa ilmu selalu siap untuk direngkuh sesuai kemauan diri
Semangat yang terus mengepak bebas tanpa pupus
Optimisme yang diyakininya walau kadang pasang dan surut
Hingga ia merasakan perjalanan nyaman di gerbong itu dengan aku
Setelah banyak tangga kehidupan ia tapaki dalam penanjakan bermakna
Merangkai banyak jalinan dengan dunia manapun tanpa kecanggungan
Aku menyaksikan pelajaran itu bukan hanya teori lepasan belaka
Pelajaran sebagai bagian dari pendidikanku dari guru besarku
Ia bukanlah contoh panggung tapi nyata dalam keseharian
Ia bukanlah pendongeng nasib orang lain tapi perjuangannya
Menyadari bahwa dunia adalah ladang untuk berbuat kebaikan
Membangun & mengisi arti kehidupan lalu ciptakan keteduhan
Ia hanyalah sosok sahabat yang sederhana yang ku panggil papa
Ia memang seorang ayah kandungku yang kini telah tiada
-LS- 

No comments:

Post a Comment