Friday, December 30, 2011

Terpana(h) Menganga

Aku mendengarkan
Ku simak dengan baik dan tenang
Terkadang kupandang dengan senyuman
Ada binar yang terbias pecah bagai pias kaca
Dia tidaklah sedang sedih
Tapi juga tidak sedang gembira
Dia sedang menderita serangan aneh
Raga panas dingin tak menentu arahnya
Perangkat medis tak pula mampu mendeteksi
Dia tampak menderita tak berujung jejak
Dengan satu perkataannya yang singkat
Aah, rupanya dia sedang jatuh cinta tak bertapak
Pandangan bagai monoton hanya tentang sang pujaan
Tuturnya beku karena lidahnya hanya mampu sebut namanya
Dunia bagai senyap mendadak bila dia ingat sang pujaannya
Siang menjadi malam dan malam menjadi siang baginya
Tak ada ruang baginya untuk tidak terngiang akan pujaan
Semoga kau tak menderita parah akan panah asmara itu
Hanya dirimu sendiri yang sanggup obati luka panah itu
Luka cinta yang kini sedang menganga lebar
-LS-

No comments:

Post a Comment