Sunday, May 22, 2011

Perjuangan Mulia

Badai gelap bagai telah pelan-pelan terhempas dalam jalannya waktu
Suramnya suasana hati telah perlahan berganti wajah menjadi ceria
Ketakutan yang mencekam telah menjadi letupan benderang 
Senyum yang lama sirna telah kembali tersungging menawan
Hati tak lagi gundah karena gelapnya kesendirian menahan pedih
Wajah telah berbinar merona dengan pancar mata yang berpendar
Ia begitu tampil merona akan kemauan semangat terdalamnya
Matanya kembali pancarkan binar-binar rasa percaya dirinya
Membuat wajahnya pun tampil penuh pesona kecantikan alami
Keredupan pancar wajahnya telah terdominasi oleh semangatnya
Semua itu berawal dari kemauannya untuk tetap membuka diri
Pula mau mendengar dan menyambut kehangatan banyak hati
Atas kondisi paru-parunya yang tertawan dalam perang kanker
Dalam perjalanan atas pertarungannya itu
Raganya telah berkali-kali menjerit pedih dan kelu
Akibat radiasi kimia yang harus ia jalani tanpa dapat terbagi bersama
Bagai luluh lantah tersapu panas yang tak terperikan seorang diri
Asa kadang tergoyah walau tak pernah pupus apalagi putus
Namun pedihnya raga mengundang banyak gejolak batinnya
Kesedihan bergelayut semu bahkan menggoda rasa lelah batinnya
Kejenuhan batinnya perlahan memudar dengan bertautnya perhatian
Kadar spiritualitasnya meyakini bahwa Tuhan telah kirimkan berkahNya
Dalam wujud yang ia langsung dapat rasakan merasuki jiwanya
Dengan kehadiran banyak hati yang sejukkan jiwanya
Dengan banyak perhatian yang menenangkan jiwanya
Yang kemudian meluaskan harapan mulianya untuk bertahan
Demi berbuat apa yang perlu diperbuatnya untuk kemaslahatan
Tunaikan kewajibannya yang perlu diselesaikan
Menggapai haknya yang ingin dirangkulnya indah
Adalah suatu kemuliaan sikap hidup yang ditempuhnya
Dalam suasana pilihan yang tak lagi seluas lampaunya
-LS-

No comments:

Post a Comment